05 Desember 2008

Jalan Pintas Upgrade Umur

Apa yang ada di benakmu ketika mendengar kata mencuri? Jika lagi kasmaran, bisa jadi kamu ingin mencuri pandang si gebetan. Kalau kamu lagi ngeres, bukan nggak mungkin ingin mencuri lihat film "polos". Tapi, kalau lagi mupeng naik motor tanpa takut razia, mencuri umur bisa jadi nangkring di urutan pertama to do list-mu.

Mencuri umur memang nggak sekejam perbuatan kriminal lain. Tapi, bagaimanapun, hal ini nggak dibenarkan. Sebab, kita bukan lagi di dunia video game yang bisa memasukkan cheat dan mengubah sesuatu dengan cepat. Kayaknya nggak perlu deh harus menambah umur. Toh, kalau memang udah waktunya, pasti bakal menikmati kok.

Tapi, sebanyak 33,2 persen responDet nggak setuju dengan hal tersebut. Mereka memilih menambah umur secara ajaib. Alias, mencuri umur. Untuk apa sih? Paling banyak untuk membuat SIM (36,6 persen), memanfaatkan fasilitas tertentu (25,1 persen), dan coba ikutan kompetisi lain (19,8 persen).

Naik motor harus bawa SIM. Syarat untuk memiliki surat izin mengemudi adalah minimal berusia 16 tahun. Hasrat untuk naik motor nggak tertahan, namun usia belum mencukupi, jalan pintas pun dicari. Caranya? Ya, apa lagi kalau nggak curi umur.

Pungky pernah melakukannya. Pelajar SMA kawasan Surabaya Pusat ini mencuri umur untuk bisa bikin SIM.

Pungky melakukannya ketika berusia 15 tahun. Saat itu dia memang lagi memasuki tahun pertama masa SMA. Sehingga, kendaraan yang tadinya berupa sepeda angin harus diganti dengan sepeda motor. Maklum, jarak antara sekolah dan rumahnya lebih jauh. Kalau naik sepeda angin, pasti butuh waktu lebih lama.

Berbekal alasan itulah, akhirnya Pungky memutuskan untuk mencuri umur. Gunanya, untuk apa lagi kalau bukan buat bikin SIM. "Umurku kan belum cukup. Tapi, aku butuh SIM. Eh, kebetulan ada seorang teman yang bisa bantuin bikin SIM tembakan. Ya sudah, aku terima aja. Alhasil, saat itu umurku yang masih 15 tahun terpaksa berubah jadi 18 tahun. Untungnya sih aman-aman aja sampai sekarang," tutur Pungky.

Ahmad punya pengalaman serupa dengan Pungky. Mengurus SIM adalah alasan mengapa dia harus mencuri umur. Dengan bantuan calo, Ahmad bisa dengan mudah mendapatkan SIM. Dengan identitas umur palsu tentunya.

Sebenarnya, Ahmad tahu kalau ini nggak seharusnya dilakukan. Tapi, solusi itu dipilih daripada harus kena tilang di jalan. Pelajar SMA kawasan Surabaya Barat itu pun mendapatkan SIM dengan mudah, yaitu lewat bantuan seorang calo.

"Ya mau gimana lagi. Daripada kena tilang di jalan, ya mending aku nyuri umur aja. Itu pun juga nggak jauh-jauh banget. Paling hanya sekitar dua sampai tiga tahun lebih tua. Toh juga berhasil. Lagian banyak kok yang memanfaatkan jasa seperti ini," ucap Ahmad.

Tujuan responDet berikut mencuri umur beda lagi. Dwi menggunakannya untuk memanfaatkan fasilitas tertentu. Yang dilakukan pelajar SMP kawasan Surabaya Pusat itu sepele. Dwi ingin mengganti umur agar bisa menyewa film di rental. Kebetulan, waktu itu di dekat rumahnya sedang dibuka tempat persewaan DVD yang baru.

Awalnya, sangat nggak mungkin bagi Dwi meminjam film di rental itu. Sebab, usianya belum genap 17 tahun. Saat itu dia masih 14 tahun. "Untung, ada salah satu tetangga yang bekerja di kelurahan. Jadi, Dwi bisa membuat KTP dengan umur palsu," ujarnya.

Perbuatan serupa pernah dilakoni Ayu. Pelajar SMP kawasan Surabaya Selatan ini juga memalsu umur saat membuat KTP. Saat itu dia butuh KTP untuk bisa mendaftar jadi member sebuah perkumpulan. Dengan bantuan teman, Ayu pun berhasil membuat KTP dengan umur palsu. Umur Ayu yang aslinya masih 14 tahun diubah jadi 17 tahun. Untung, badan Ayu yang bongsor bisa menutupi hal itu.

"Waktu itu aku pengin banget ikutan klub motor yang juga diikuti sama kakakku. Tapi, karena persyaratannya membutuhkan KTP, tentu saja hal itu membuat aku kelimpungan. Untung, ada teman yang baik hati mau bantuin buatin KTP. Tinggal bayar, jadi deh aku punya KTP baru," papar Dwi. (feb/kkn)

Tidak ada komentar: